Cafe Kopi Kenangan [Cerpen] [Inspiration From Rica JKT48]
CAFE KOPI KENANGAN
Hari demi hari berjalan seperti biasa, hari pertama untuk kuliah aku
jalani dengan semangat. Aku mulai mengayuh pedal sepedaku, maklumlah aku
terlahir dikalangan orang yang serba kekurangan, akupun harus bersyukur
karena masih bisa bersekolah sampai sekarang, itupun didapat karena
beasiswa yang aku terima.
Sesampainya di kampus, aku langsung memarkir sepedaku disamping parkiran motor, dan keseharian di kampus berjalan dengan lancar, ya seperti biasa, mendapat ospek dari senior, ttp itu tidak membuatku untuk patah semangat.
Dan aku ingin mengambil jalan yang berbeda saat pulang, lalu aku terus mengayuh sepedaku sesantai mungkin, sampai akhirnya aku melihat sebuah kafe yang sangat sepi, dan aku melihat seorang perempuan, dengan seragam cafenya yang bewarna hitam-hitam, tiba-tiba aku menghentikan laju sepedaku, dari sebrang jalan aku memandangi perempuan yang seumuran denganku, yang sedang duduk meminum kopi di meja pengunjung, dan timbul rasa ingin mendekatinya, dan tidak pikir panjang aku langsung menhampiri cafe tersebut, setelah sepeda aku gembok didepan cafe, akupun langsung bergegas masuk untuk bertemu dengannya.
Dan memang luar biasa, aku hanya terdiam melihatnya ketika jarak kami kurang dari 3 meter, sungguh cantik dan manis mukanya, seperti malaikat tanpa ekor yang ada dibumi.
"Mas, ada yang bisa saya bantu." tanyanya dengan suara lembut.
"oh iya, iya, bisa, saya minta secangkir kopi yang paling murah 1 ya." jawabku sambil gugup.
Dan akupun duduk dimeja yang sama dengan dia. Aku sengaja memesan kopi yang paling murah, aku berusaha menghemat semaksimal mungkin, karena aku sadar dengan keadaan ekonomi aku sekarang. Akupun menunggu kopi datang, dan tidak lama dia datang membawa kopi pesananku.
"Ini kopinya, silahkan dinikmati."
"Iya makasih ya."
Diapun bergegas ingin mengambil kopi miliknya yang masih ada di mejaku.
'eh gakusah repot - repot gitu, minum kopinya bareng aja, kamu pasti masih mau minum kopinya kan."
"maaf mas saya pelayan disini, saya gak enak juga sama mas."
"yasudah gpp kok, minum bareng aja, saya gpp kok minum bareng kamu."
"lagian siapa juga yang nolak minum kopi berdua bareng bidadari, hehe." kataku dalam hati.
"oh iya, makasaih mas."
"iya sama sama, kok sepi cafenya, masih baru ya cafenya??." tanyaku.
"iya baru buka 4 bulan cafenya."
Kamipun mengobrol sambil minum kopi, kami mengobrol dan saling becanda sudah seperti teman lama. Dan tiba - tiba sudah ada pelanggan yang mulai datang.
"Kamu disini sendirian?? mana pelayan yang lain??." tanyaku.
"Mereka belum datang, biasanya mereka datang nanti siang."
"Oh yasudah kalo gitu aku bantu kamu kerja gimana??."
"ya kalo kamu gak kerepotan gpp, tapi jangan nyusahin ya." ledeknya.
"oke aku gak bakal nyusahin kamu kok." sambil menyengir.
Disaat itu aku membantunya menyediakan kopi, mengantarkan kopi ke beberapa pelanggan itu. dan tidak terasa semua pelanggan sudah mulai menghilang.
"Gimana apa yang bisa aku bantu lagi bu??." tanyaku sambil meledek.
"Heh... emangnya aku ibu kamu." katanya sambil meledek balik.
"Oh.. kalo gitu aku boleh tau gak nama kamu siapa?? Nama aku Fajar."
"Nama aku Rica, Rica Leyona."
"Oh Rica, Nama kamu manis sama kayak orangnya, hehe."
"iiih apaan sih, gombel deh."
Akupun hanya dapat tersenyum mendengarnya. Dan di pagi menjelang siang itu, kamipun sangat kelelahan, karena meladeni banyak pelanggan, dan hanya kami berdua yang mengerjakannya, dan akupun bergegas pulang. Dan juga tidak lupa untuk membayar kopi seharga 4 ribu itu.
"Ini." sambil menyodorkan uang 4 ribu
"udah gak usah lagian kamu kan udah ngebantu aku seharian." katanya sambil menolak uang dariku.
Sesampainya di kampus, aku langsung memarkir sepedaku disamping parkiran motor, dan keseharian di kampus berjalan dengan lancar, ya seperti biasa, mendapat ospek dari senior, ttp itu tidak membuatku untuk patah semangat.
Dan aku ingin mengambil jalan yang berbeda saat pulang, lalu aku terus mengayuh sepedaku sesantai mungkin, sampai akhirnya aku melihat sebuah kafe yang sangat sepi, dan aku melihat seorang perempuan, dengan seragam cafenya yang bewarna hitam-hitam, tiba-tiba aku menghentikan laju sepedaku, dari sebrang jalan aku memandangi perempuan yang seumuran denganku, yang sedang duduk meminum kopi di meja pengunjung, dan timbul rasa ingin mendekatinya, dan tidak pikir panjang aku langsung menhampiri cafe tersebut, setelah sepeda aku gembok didepan cafe, akupun langsung bergegas masuk untuk bertemu dengannya.
Dan memang luar biasa, aku hanya terdiam melihatnya ketika jarak kami kurang dari 3 meter, sungguh cantik dan manis mukanya, seperti malaikat tanpa ekor yang ada dibumi.
"Mas, ada yang bisa saya bantu." tanyanya dengan suara lembut.
"oh iya, iya, bisa, saya minta secangkir kopi yang paling murah 1 ya." jawabku sambil gugup.
Dan akupun duduk dimeja yang sama dengan dia. Aku sengaja memesan kopi yang paling murah, aku berusaha menghemat semaksimal mungkin, karena aku sadar dengan keadaan ekonomi aku sekarang. Akupun menunggu kopi datang, dan tidak lama dia datang membawa kopi pesananku.
"Ini kopinya, silahkan dinikmati."
"Iya makasih ya."
Diapun bergegas ingin mengambil kopi miliknya yang masih ada di mejaku.
'eh gakusah repot - repot gitu, minum kopinya bareng aja, kamu pasti masih mau minum kopinya kan."
"maaf mas saya pelayan disini, saya gak enak juga sama mas."
"yasudah gpp kok, minum bareng aja, saya gpp kok minum bareng kamu."
"lagian siapa juga yang nolak minum kopi berdua bareng bidadari, hehe." kataku dalam hati.
"oh iya, makasaih mas."
"iya sama sama, kok sepi cafenya, masih baru ya cafenya??." tanyaku.
"iya baru buka 4 bulan cafenya."
Kamipun mengobrol sambil minum kopi, kami mengobrol dan saling becanda sudah seperti teman lama. Dan tiba - tiba sudah ada pelanggan yang mulai datang.
"Kamu disini sendirian?? mana pelayan yang lain??." tanyaku.
"Mereka belum datang, biasanya mereka datang nanti siang."
"Oh yasudah kalo gitu aku bantu kamu kerja gimana??."
"ya kalo kamu gak kerepotan gpp, tapi jangan nyusahin ya." ledeknya.
"oke aku gak bakal nyusahin kamu kok." sambil menyengir.
Disaat itu aku membantunya menyediakan kopi, mengantarkan kopi ke beberapa pelanggan itu. dan tidak terasa semua pelanggan sudah mulai menghilang.
"Gimana apa yang bisa aku bantu lagi bu??." tanyaku sambil meledek.
"Heh... emangnya aku ibu kamu." katanya sambil meledek balik.
"Oh.. kalo gitu aku boleh tau gak nama kamu siapa?? Nama aku Fajar."
"Nama aku Rica, Rica Leyona."
"Oh Rica, Nama kamu manis sama kayak orangnya, hehe."
"iiih apaan sih, gombel deh."
Akupun hanya dapat tersenyum mendengarnya. Dan di pagi menjelang siang itu, kamipun sangat kelelahan, karena meladeni banyak pelanggan, dan hanya kami berdua yang mengerjakannya, dan akupun bergegas pulang. Dan juga tidak lupa untuk membayar kopi seharga 4 ribu itu.
"Ini." sambil menyodorkan uang 4 ribu
"udah gak usah lagian kamu kan udah ngebantu aku seharian." katanya sambil menolak uang dariku.
"benar kamu enggak mau?." tanyaku.
"iya, beneran deh."
"iya, beneran deh."
" Yaudah kalo gitu, aku pulang dulu ya rica."
"Oh iya, hati hati ya dijalan."
Akupun hanya membalasnya dengan senyuman. Itupun menjadi hari untuk pertama kali mencicipi kopi dari Rica yang rasanya sangat nikmat. Dan tiba - tiba aku mulai terus memikirkan dirinya, seharian aku memikirkannya, "apakah ini rasa cinta?? ah tidak ini bukan rasa cinta tetapi rasa ingin memliki." Kataku dalam hati.
Keesokan harinya aku berniat untuk menjumpai cafe itu lagi, sebelum pergi ke kampus. Dan seperti biasa aku ingin memesan kopi yang paling murah. Sesampainya di cafe seperti biasa aku menggebok sepedaku, dan hanya ada Rica seseorang yang sedang menikmati kopi sendiri.
"Hey Rica, aku minta kopi seperti yang kemarin kamu buatin ya."
"Iya sabar ya."
Akupun bergegas duduk dimeja tempat dia mengopi, tempatnya sama seperti kemarin kami mengopi bersama.
"Ini kopinya." sambil menyodorkan kopi pesananku.
"iya makasih ya."
Entah apa yang ada dipikirannya, dia langsung duduk bersamaku.
"Jika berdua seperti ini, rasanya dunia itu cuman milik kita berdua ya." eaaa akupun kembali gombal.
Dia hanya tersenyum mendengar gombalanku.
Kami pun mengobrol seperti kemarin, seperti layaknya teman yang lama sudah kenal, ttp aku hari ini harus lebih cepat, soalnya aku masih harus pergi ke kampus. Lalu aku pergi berpamitan dengan dia, tidak lupa juga membayar kopi tersebut.
Tidak terasa sudah hampir seminggu aku menjadi langganan tetap dia, dan hanya dia yang membuatkan kopi khusus untuk aku di cafe tersebut.
Dan keesokan harinya sepulang kampus aku ingin kembali mengunjungi cafe tersebut, dan sesampainya disana aku sudah melihat cafe sudah ditutup, dan tiba tiba ada seseorang perempuan dengan baju birunya yang mencolok keluar dari dalam cafe tersebut.
"Rica!!." panggilku, dan aku bergegas ke cafe tersebut.
"Kenapa jar??."
"Eh cafenya udah tutup ya??."
"Iyaa, kan kamu tahu cafe tutup jam 3 sore"
"Oh, kamu mau aku anter pulang kerumah gak? sekalian jalan jalan, besok kan hari minggu, kamu pasti libur kan."
"Oh yasudah deh kalo gitu."
Diapun duduk dibelakangku dengan posisi miring. Diperjalanan kami masih mengobrol, banyak hal yang kami bicarakan, sampai akhirnya hujanpun datang mengguyur kami, kamipun terkena imbasnya, kami basah basahan. Sesampainya dirumah Rica....
"Jar gak usah jalan jalan deh, soalnya hujan begini, gimana nanti kalo kamu sakit."
Dan akupun sedikit berfikir, benar juga kata Rica, kalo aku sakit pasti bakal nyusahin banget.
"Iyadeh kalo gitu"
"Jar mampir dulu yuk ke rumah."
"oke siapin kopi hangat ya." pintaku kepada Rica.
"iyaaiyaa."
Dengan keadaan basah akupun memasuki rumahnya.
"Sorry ya ca, jadi becek gini deh lantainya."
"Iya gapapa kok." Sambil membawakan kopi yang masih hangat.
"Jadi kamu tinggal sendiri disini??." Tanyaku
"Iya aku tinggal sendiri disini, aku masih baru didaerah sini, aku soalnya berasal dari Bandung"
"Oh gitu, kamu gak kuliah?."
"aku lagi cuti kuliah, tetapi aku juga masih berusaha nyari beasiswa buat lanjut kuliah."
"Oh yaudah semangat ya, kayak aku dong aku aja bisa dapet beasiswa kok, hehe." Sedikit sombong.
Dirumahnya kami terus mengobrol sambil minum kopi, dan kami juga sudah sepakat hari minggu besok akan pergi jalan jalan dengan sepedaku. Tidak terasa hari sudah malam, dan hujan sudah berhenti, akupun bergegas untuk pulang, dan juga tidak lupa untuk pamit dengannya.
Hari ini menjadi salah satu hari dimana aku terus bersama Rica, aku sudah menjadi langganan dia di cafe sekitar kurang dari seminggu, jadi setiap hari aku selalu bertemu dengannya.
Dan hari dimana aku ingin menjaknya jalan jalanpun tiba, aku bangun sangat pagi, aku berpakaian sangat rapi, dan juga wangi, dan akupun mulai mengayuh sepedaku kerumah Rica. Sesampai dirumahnya akupun melihat dia sungguh cantik. Kamipun langsung berangkat.
"Jar aku punya tempat yang istimewa, tempatnya nyaman kok mau kesana gak??."
"Dimana itu? ayo kita kesana aja"
"oke."
Ricapun menunjukkan arah dimana tempat itu berada, dan akhirnya kami sampai disebuah taman, sangat sepi hanya terdengar suara alam dan burung burung di siang hari, kamipun mencari tempat, dan kami duduk bersandar dipohon yang besar. Ricapun menyandarkan kepalanya ke bahu aku, kami menghabiskan waktu seharian disitu, becanda, mengobrol, dll sampai akhirnya tidak terasa hari sudah sore, matahari sudah mulai menhilang, lalu kami beranjak untuk pulang, akupun mengantarkannya ke rumahnya. Dan itu salah momen yang sangat indah bersama Rica.
Dan sesampainya dirumah, aku kepikiran untuk membuatkannya cincin dari pahatan kayu, akupun langsung bergerak untuk membuat cincin itu, berulang kali aku gagal membuatnya, sampai untuk ke 12 kalinya aku berhasil membuat cincin itu, walaupun dari kayu cincin itu terlihat sangat cantik dengan sedikit pahatan bertuliskan R besar di cincin itu, dengan tidak sabarnya aku ingin cepat cepat memerikannya ke Rica.
"Hah udah jam 8!!" teriak ku, dengan terburu buru aku bersiap siap untuk kekampus, tidak ketinggalan akupun membawa cincin buatanku untuk kukasih ke Rica. Dan aku mulai mengayuh sepedaku dengan cepat "Kalo gue lewat cafe rica gue bisa telat." kataku dalam hati, dan dengan perasaan berat hati, aku mengambil jalan tembusan dan lebih memilih memberikan cincin saat pulang kampus.
Jam demi jam terlewati, dan jam pulangpun ssudah tiba, aku bergegas ketempat cafe itu,
"waduh udah jam 3 lebih, semoga Rica masih ada disana." kataku sambil mengayuh sepedaku.
Dan tiba dicafe, ternyata cafe sudah tutup, dan aku teringat kata Rica kalo cafe udah tutup, dia pasti langsung pulang kerumah, dan saat itu pula aku bergegas ke rumah Rica, dengan nafas yang tidak teratur, aku mencoba mengetok pintu rumah Rica, dan yang ternyata yang keluar seorang perempuan sekitar umur 50 yang sama sekali gak pernah aku kenal.
"Maaf bu Ricanya ada dirumah??." tanyaku sambil terpatah patah karena nafasku tidak teratur.
"Oh, kamu Fajar ya?." tanya dia kembali.
"Iya saya Fajar, maaf ibu siapa ya?."
"Saya yang punya kontrakan rumah ini." Dan aku baru menyadari selain tinggal sendiri disini dia juga mengontrak rumah.
"Ricanya kemana ya bu??."
"Rica sudah pergi tadi pagi, dan dia juga menitipkan barang ini ke kamu." sambil memberi amplop.
"Oh ibu tau dia kemana?"
"saya tidak tau dia kemana, oh iya dia berpesan amplop itu dibuka di taman, yang pernah kalian kunjungi."
"Oh yaudah makasih ya bu."
akupun mulai bingung, apa maksudnya dengan semua ini, tanpa pikir panjang aku langsung bergegas menuju taman, dan aku duduk dibawah pohon besar tempat aku dan Rica pernah kunjungi.
Akupun bergegas membuka surat itu, dan tertulis
--- Maaf Fajar aku harus pergi, aku dapet beasiswa ke Amerika, dan hari ini juga aku harus mengurus semua persiapannya, maaf kalo aku gak bisa pamit dulu dengan kamu, tadi aku bangun pagi pagi, dan menuju cafe tempat kita sering bertemu, tetapi berjam jam aku menunggu kamu, tapi kamu tidak kunjung datang, dan akhirnya dengan berat hati aku memutuskan untuk pergi tanpa pamit dengan kamu, sekali lagi maaf ya, oh iya aku juga mau berterima kasih atas semua yang udah kamu lakuin buat aku, aku sangat senang bisa kenal orang kayak kamu.
Kamu harus tau aku nulis ini sambil nangis, soalnya aku gak mau ninggalin kamu, tetapi tuhan berkehendak lain. Dan mungkin cuman surat dan cincin buatanku yang bisa aku kasih untuk kamu.
Oh iya 4 tahun lagi temuin aku di depan cafe, cafe tempat biasa kita bertemu ya.
Jangan sedih ya jar, jaga kesehatan dan terus semangat^^
Sampai jumpa.---
By : Rica Leyona
Dan akupun menemui sebuah cincin kayu bertuliskan F besar didalam amplop itu, dan aku kaget ternyata pikiran aku dan dia sama, dan seketika aku langsung menangis, perasaan sedih yang sangat mendalam karena ditinggal orang yang ingin aku miliki dan aku sayangi, dan hujanpun datang sangat deras, akupun berjalan mendorong sepeda sambil diguyur derasnya hujan.
Dan sudah 4 tahun berlalu, hari yang kutunggu tunggu untuk bertemu dengannya di cafe datang, aku berangkat pagi pagi sekali dengan menggunakan cincin yang dia beri 4 tahun silam, dan disana aku terus menunggunya sampai malam, dan Rica tidak kunjung datang, aku tidak putus asa, berhari hari aku rutin menunggu Rica didepan cafe persis pesan dia disurat.
Sudah hampir 5 tahun aku terus terusan untuk pergi ke cafe setiap hari
hanya untuk menemui dia sesuai janjinya, tetapi sampai sekarang dia
tidak kunjung datang."Oh iya, hati hati ya dijalan."
Akupun hanya membalasnya dengan senyuman. Itupun menjadi hari untuk pertama kali mencicipi kopi dari Rica yang rasanya sangat nikmat. Dan tiba - tiba aku mulai terus memikirkan dirinya, seharian aku memikirkannya, "apakah ini rasa cinta?? ah tidak ini bukan rasa cinta tetapi rasa ingin memliki." Kataku dalam hati.
Keesokan harinya aku berniat untuk menjumpai cafe itu lagi, sebelum pergi ke kampus. Dan seperti biasa aku ingin memesan kopi yang paling murah. Sesampainya di cafe seperti biasa aku menggebok sepedaku, dan hanya ada Rica seseorang yang sedang menikmati kopi sendiri.
"Hey Rica, aku minta kopi seperti yang kemarin kamu buatin ya."
"Iya sabar ya."
Akupun bergegas duduk dimeja tempat dia mengopi, tempatnya sama seperti kemarin kami mengopi bersama.
"Ini kopinya." sambil menyodorkan kopi pesananku.
"iya makasih ya."
Entah apa yang ada dipikirannya, dia langsung duduk bersamaku.
"Jika berdua seperti ini, rasanya dunia itu cuman milik kita berdua ya." eaaa akupun kembali gombal.
Dia hanya tersenyum mendengar gombalanku.
Kami pun mengobrol seperti kemarin, seperti layaknya teman yang lama sudah kenal, ttp aku hari ini harus lebih cepat, soalnya aku masih harus pergi ke kampus. Lalu aku pergi berpamitan dengan dia, tidak lupa juga membayar kopi tersebut.
Tidak terasa sudah hampir seminggu aku menjadi langganan tetap dia, dan hanya dia yang membuatkan kopi khusus untuk aku di cafe tersebut.
Dan keesokan harinya sepulang kampus aku ingin kembali mengunjungi cafe tersebut, dan sesampainya disana aku sudah melihat cafe sudah ditutup, dan tiba tiba ada seseorang perempuan dengan baju birunya yang mencolok keluar dari dalam cafe tersebut.
"Rica!!." panggilku, dan aku bergegas ke cafe tersebut.
"Kenapa jar??."
"Eh cafenya udah tutup ya??."
"Iyaa, kan kamu tahu cafe tutup jam 3 sore"
"Oh, kamu mau aku anter pulang kerumah gak? sekalian jalan jalan, besok kan hari minggu, kamu pasti libur kan."
"Oh yasudah deh kalo gitu."
Diapun duduk dibelakangku dengan posisi miring. Diperjalanan kami masih mengobrol, banyak hal yang kami bicarakan, sampai akhirnya hujanpun datang mengguyur kami, kamipun terkena imbasnya, kami basah basahan. Sesampainya dirumah Rica....
"Jar gak usah jalan jalan deh, soalnya hujan begini, gimana nanti kalo kamu sakit."
Dan akupun sedikit berfikir, benar juga kata Rica, kalo aku sakit pasti bakal nyusahin banget.
"Iyadeh kalo gitu"
"Jar mampir dulu yuk ke rumah."
"oke siapin kopi hangat ya." pintaku kepada Rica.
"iyaaiyaa."
Dengan keadaan basah akupun memasuki rumahnya.
"Sorry ya ca, jadi becek gini deh lantainya."
"Iya gapapa kok." Sambil membawakan kopi yang masih hangat.
"Jadi kamu tinggal sendiri disini??." Tanyaku
"Iya aku tinggal sendiri disini, aku masih baru didaerah sini, aku soalnya berasal dari Bandung"
"Oh gitu, kamu gak kuliah?."
"aku lagi cuti kuliah, tetapi aku juga masih berusaha nyari beasiswa buat lanjut kuliah."
"Oh yaudah semangat ya, kayak aku dong aku aja bisa dapet beasiswa kok, hehe." Sedikit sombong.
Dirumahnya kami terus mengobrol sambil minum kopi, dan kami juga sudah sepakat hari minggu besok akan pergi jalan jalan dengan sepedaku. Tidak terasa hari sudah malam, dan hujan sudah berhenti, akupun bergegas untuk pulang, dan juga tidak lupa untuk pamit dengannya.
Hari ini menjadi salah satu hari dimana aku terus bersama Rica, aku sudah menjadi langganan dia di cafe sekitar kurang dari seminggu, jadi setiap hari aku selalu bertemu dengannya.
Dan hari dimana aku ingin menjaknya jalan jalanpun tiba, aku bangun sangat pagi, aku berpakaian sangat rapi, dan juga wangi, dan akupun mulai mengayuh sepedaku kerumah Rica. Sesampai dirumahnya akupun melihat dia sungguh cantik. Kamipun langsung berangkat.
"Jar aku punya tempat yang istimewa, tempatnya nyaman kok mau kesana gak??."
"Dimana itu? ayo kita kesana aja"
"oke."
Ricapun menunjukkan arah dimana tempat itu berada, dan akhirnya kami sampai disebuah taman, sangat sepi hanya terdengar suara alam dan burung burung di siang hari, kamipun mencari tempat, dan kami duduk bersandar dipohon yang besar. Ricapun menyandarkan kepalanya ke bahu aku, kami menghabiskan waktu seharian disitu, becanda, mengobrol, dll sampai akhirnya tidak terasa hari sudah sore, matahari sudah mulai menhilang, lalu kami beranjak untuk pulang, akupun mengantarkannya ke rumahnya. Dan itu salah momen yang sangat indah bersama Rica.
Dan sesampainya dirumah, aku kepikiran untuk membuatkannya cincin dari pahatan kayu, akupun langsung bergerak untuk membuat cincin itu, berulang kali aku gagal membuatnya, sampai untuk ke 12 kalinya aku berhasil membuat cincin itu, walaupun dari kayu cincin itu terlihat sangat cantik dengan sedikit pahatan bertuliskan R besar di cincin itu, dengan tidak sabarnya aku ingin cepat cepat memerikannya ke Rica.
"Hah udah jam 8!!" teriak ku, dengan terburu buru aku bersiap siap untuk kekampus, tidak ketinggalan akupun membawa cincin buatanku untuk kukasih ke Rica. Dan aku mulai mengayuh sepedaku dengan cepat "Kalo gue lewat cafe rica gue bisa telat." kataku dalam hati, dan dengan perasaan berat hati, aku mengambil jalan tembusan dan lebih memilih memberikan cincin saat pulang kampus.
Jam demi jam terlewati, dan jam pulangpun ssudah tiba, aku bergegas ketempat cafe itu,
"waduh udah jam 3 lebih, semoga Rica masih ada disana." kataku sambil mengayuh sepedaku.
Dan tiba dicafe, ternyata cafe sudah tutup, dan aku teringat kata Rica kalo cafe udah tutup, dia pasti langsung pulang kerumah, dan saat itu pula aku bergegas ke rumah Rica, dengan nafas yang tidak teratur, aku mencoba mengetok pintu rumah Rica, dan yang ternyata yang keluar seorang perempuan sekitar umur 50 yang sama sekali gak pernah aku kenal.
"Maaf bu Ricanya ada dirumah??." tanyaku sambil terpatah patah karena nafasku tidak teratur.
"Oh, kamu Fajar ya?." tanya dia kembali.
"Iya saya Fajar, maaf ibu siapa ya?."
"Saya yang punya kontrakan rumah ini." Dan aku baru menyadari selain tinggal sendiri disini dia juga mengontrak rumah.
"Ricanya kemana ya bu??."
"Rica sudah pergi tadi pagi, dan dia juga menitipkan barang ini ke kamu." sambil memberi amplop.
"Oh ibu tau dia kemana?"
"saya tidak tau dia kemana, oh iya dia berpesan amplop itu dibuka di taman, yang pernah kalian kunjungi."
"Oh yaudah makasih ya bu."
akupun mulai bingung, apa maksudnya dengan semua ini, tanpa pikir panjang aku langsung bergegas menuju taman, dan aku duduk dibawah pohon besar tempat aku dan Rica pernah kunjungi.
Akupun bergegas membuka surat itu, dan tertulis
--- Maaf Fajar aku harus pergi, aku dapet beasiswa ke Amerika, dan hari ini juga aku harus mengurus semua persiapannya, maaf kalo aku gak bisa pamit dulu dengan kamu, tadi aku bangun pagi pagi, dan menuju cafe tempat kita sering bertemu, tetapi berjam jam aku menunggu kamu, tapi kamu tidak kunjung datang, dan akhirnya dengan berat hati aku memutuskan untuk pergi tanpa pamit dengan kamu, sekali lagi maaf ya, oh iya aku juga mau berterima kasih atas semua yang udah kamu lakuin buat aku, aku sangat senang bisa kenal orang kayak kamu.
Kamu harus tau aku nulis ini sambil nangis, soalnya aku gak mau ninggalin kamu, tetapi tuhan berkehendak lain. Dan mungkin cuman surat dan cincin buatanku yang bisa aku kasih untuk kamu.
Oh iya 4 tahun lagi temuin aku di depan cafe, cafe tempat biasa kita bertemu ya.
Jangan sedih ya jar, jaga kesehatan dan terus semangat^^
Sampai jumpa.---
By : Rica Leyona
Dan akupun menemui sebuah cincin kayu bertuliskan F besar didalam amplop itu, dan aku kaget ternyata pikiran aku dan dia sama, dan seketika aku langsung menangis, perasaan sedih yang sangat mendalam karena ditinggal orang yang ingin aku miliki dan aku sayangi, dan hujanpun datang sangat deras, akupun berjalan mendorong sepeda sambil diguyur derasnya hujan.
Dan sudah 4 tahun berlalu, hari yang kutunggu tunggu untuk bertemu dengannya di cafe datang, aku berangkat pagi pagi sekali dengan menggunakan cincin yang dia beri 4 tahun silam, dan disana aku terus menunggunya sampai malam, dan Rica tidak kunjung datang, aku tidak putus asa, berhari hari aku rutin menunggu Rica didepan cafe persis pesan dia disurat.
Akhirnya akupun mulai berfikir negatif.
"Mungkin dia sudah lupa dengan janjinya 4 tahun yang lalu, mungkin dia juga sudah ada yang memiliki, dan mungkin dia sudah bahagia dengan seseorang yang dia cintai, sehingga dia melupakan aku dan juga melupakan janjinya 4 tahun lalu." ucapku dalam hati, sambil menahan air mata yang ingin keluar.
"Tetapi aku tidak peduli dengan siapa dia sekarang, aku selalu ada untuk dia, hati aku selalu untuk Rica." lanjutku dalam hati sambil meneteskan air mata.
Dan seketika bayangan nya pun datang dan aku langsung mengingat semua momen momen dimana aku selalu bersama dia, dimana aku dan Rica selalu bersama, becanda bersama, mengalami suka duka bersama, walaupun aku kenal dia tidak lebih dari 1 minggu.
Dan sekarang aku hanya dapat merasakan bayangan Rica dan kenangan kenangan penuh kebahagiaan bersama Rica.
Dan hanya tersisa cafe kopi itulah yang menjadi saksi bisu pertemuan aku dan Rica dan tempat pertama aku bertemu dengan dia dan juga yang menjadi tempat aku menghabiskan waktu dengan dia.
Dan sekarang Cafe kopi itu hanya menjadi tempat kenangan yang tak akan pernah terlupakan dalam hidupku........
Cafe Kopi Kenangan.
Inspiration from : Rica Leyona ( RicaJKT48)
0 komentar:
Posting Komentar